Aku Masih Perawan – Renungan Bagi Wanita Muslim
Jaman sekarang ini banyak hal yang dulunya tidak terjadi di momen orang terdahulu sudah bisa anda lihat dan temui sekarang.
Mulai dari hal yang mungkin dulunya tidak berani orang lakukan apakah itu didepan umum atau di tempat tersembunyi.
Banyak orang terutama kaum wanita melakukan hal yang dianggap salah dan dilarang dalam agama. Meski orangtua mereka banyak yang menegur dan memberikan nasihat, mereka masih menganggap hal ini wajar dilakukan karena orang lain pun melakukan hal yang sama.
Poin bahasan yang paling sensitif dan seringkali diperdebatkan oleh khalayak ramai saat ini yakni masalah hubungan pacaran di kalangan remaja yang sering kali dianggap hal biasa dan boleh dilakukan.
Jenis hubungan pacaran yang dilakukan setiap pasangan pun berbeda-beda. Ada yang katanya pacaran versi islam ada pula yang sudah ikut-ikutan kaum Barat dalam hal ini. Dari ribuan orang yang menjalani hubungan, pasti banyak yang memiliki cerita pilu, sedih, bahagia, bahkan mungkin penyesalan yang tidak bisa digantikan dengan hal apapun.
Bagi seorang wanita muslimah, menjalani hubungan dalam bentuk apapun dengan lawan jenis sangatlah dilarang dalam Islam. Bukan hanya itu, pegangan tangan dan saling berpandangan satu sama lain saja sudah dikategorikan ke dalam zina mata.
Memang masih termasuk ke dalam kategori zina ringan namun dosanya itu akan mendapatkan siksa yang pedih dari Allah.
Seorang wanita yang baik dan muslimah tidak hanya dinilai dari bagaimana ia berpakaian, namun juga dilihat dari apakah ia memiliki hubungan dengan lawan jenis atau tidak. Apabila ada, maka ia sudah menjerumuska dirinya ke dalam hal negatif.
Ada sebuah cerita kisah inspiratif yang mungkin menjadi penyemangat bagi anda yang sedang berjuang menjadi seorang muslimah sesungguhnya.
Karena melawan nafsu itu sangat sulit dilakukan oleh siapapun. Apalagi saat seorang lawan jenis hadir dan mengungkapkan perasaan apa yang ia miliki untuk anda. Akan sangat sulit menolak rasanya, ada saja perasaan yang muncul dan keinginan yang mendorong kita untuk lebih baik mencobanya.
Kisah ini terjadi pada seorang wanita muslimah yang pada saat itu masih belum ia sejak ia memutuskan untuk berubah dan hijrah.
Sebelumnya, salah satu alasan ia memutuskan untuk hijrah dan juga berpakaian layaknya sosok muslimah karena ia ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi melihat beberapa temannya sudah mulai berubah pula.
Maka mulailah ia membeli baju yang menutup aurat, melakukan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan oleh wanita muslimah lain, membeli berbagai perlengkapan yang mendukung penampilan mereka.
Namun meski ia sering berkumpul dengan teman yang dekat dengan nilai keagamaan, ia masih sering juga menghadiri undangan bersama teman lama untuk berkumpul semisal di cafe atau tempat hiburan lain.
Pada momen ini, ia tidak bisa menolak atau melarang kaum lelaki sebagai teman lamanya untuk tidak hadir.
Terkadang ia sering juga menolak ajakan teman lamanya ini.
Namun lama-kelamaan ia mulai merasa goyang dan ragu dengan dirinya. Ia mulai kebingungan dan merasa harus memilih salah satu lingkungan yang harus ia jalani saja.
Tidak bisa dua hal sekaligus karena itu akan membuat dirinya seolah merasa memiliki dua wujud kepribadian.
Namun rencana yang sudah diaturnya ini berbeda dari harapan. Seorang teman lamanya yang juga sering menghadiri pertemuan reuni ini mulai menaruh hati kepadanya. Ia pun merasa memiliki komunikasi yang nyambung saat berbicara dengan lelaki ini.
Mereka pun seringkali berkomunikasi lewat telepon dengan menghabiskan waktu bersama. Dimana pada suatu waktu, lelaki ini pun langsung mengutarakan perasaannya kepada sang wanita. Dengan nada sedikit malu dan ragu, entah bagaimana ia pun mengatakan iya dan merasa tidak ada yang salah dengan hal ini.
Awalnya ia merasa tidak ada masalah dengan hanya berkomunikasi biasa saja melalui handphone. Namun waktu berkata lain, mereka kemudian menghabiskan waktu dengan bertemu sesekali.
Suatu waktu ia merasa sudah melangkah terlalu jauh dimana tidak harus memberikan suatu hal yang belum waktunya dan untuk orang yang tidak tepat.
Ia pun menangis penuh menyesalan saat pria tersebut ternyata hanya memanfaatkannya dan kemudian pergi meninggalkan wanita tersebut. Ia pun tidak terlalu berlarut pada masalah tersebut.
Ia meninggalkan kelompok teman yang dianggapnya tidak sejalan dengan misi hidupnya dan mulai kembali sering berkumpul dengan para muslimah lainnya untuk belajar agama dan sharing berbagai macam hal.
Belum ada Komentar untuk "Aku Masih Perawan – Renungan Bagi Wanita Muslim"
Posting Komentar